RSS

envious


Saya selalu iri pada anak-anak. Menyenangkan rasanya jadi mereka. Diam-diam, setiap kali lewat di lorong kecil dekat tempat saya tinggal, saya selalu menguping pembicaraan mereka.

anak kecil 1: gambar love aja. Sini aku gambarin. Aku bisa loh gambar love.
Anak kecil 2: ih, apaan sih. Kita gambar rumah aja, ngapain gambar love? Kaya orang dewasa aja, masih kecil juga.
Anak kecil 3: iya nih, tauk! Masih kecil udah gambar-gambaran love. Gak boleh, itu buat orang yang udah pacaran.
Anak kecil 1: *murung*

Atau di lain kesempatan..
Anak kecil cewe: gak boleh lewat, gak boleh lewat.
Anak kecil cowo 1: *bengong*
Anak kecil cewe: yu nem is? Yu nem is?
Anak kecil cowo 1: ngomong apa sih lu?
Anak kecil cewe: itu bahasa inggris tauu..
Anak kecil cowo 2: iyaaa, itu bahasa inggris.
Anak kecil cowo 1: *nyengir*
Anak kecil cewe: yu nem is itu artinya nama lu siapa..
Anak kecil cowo 1: ohhh..
Anak kecil cewe: yu nem is?
Anak kecil cowo 1: rizqiiiiiiiiiiiiiiiii

Hmm.. pembicaraan anak kecil selalu menggelitik, polos, tak terduga.. setiap kali lewat di gang-gang sempit pada sore hari, saya selalu menemukan anak-anak kecil yang baru selesai mandi keluar dari rumahnya dengan bedak belepotan, tapi wajah riangnya tak bisa disembunyikan, yang mereka tahu setiap hari hanyalah bermain, bermain, dan tak ada yang lebih indah daripada bermain.
Rasa rindu saya membuncah pada masa kecil yang indah. Tangkai-tangkai lollipop, ranting-ranting pohon yang patah, biji buah guava, sepeda roda empat, warna-warni kuciran rambut, tungkai-tungkai yang lincah berlari, kembang api, boneka teddy, kesemua itu membuat saya beruntung pernah menjadi anak kecil, dan saya ingin kembali merasakannya.

Di saat saya ingin bersembunyi dari segala peliknya masalah hidup, saya tahu takkan pernah ada tempat yang aman bagi saya, kecuali jika saya bisa berubah menjadi anak-anak lagi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 comments:

oryzabitha said...

kadang pengen jadi anak kecil lagi

Post a Comment