RSS

padamu yang kupanggil 'Juba'


Jika saya bilang bahwa saya mengerti, itu bisa saja tidak sepenuhnya berarti demikian, karena saya tak pernah benar-benar merasakan apa yang saat ini kau rasakan. Jika saya bilang saya tahu, itu karena saya hanya berusaha menempatkan diri saya pada situasi yang tengah kau alami, saya coba telusuri jejak-jejak kesedihan di hatimu, dengan begitu barangkali saya bisa merasa sedikit bersyukur karena hidup saya adalah lebih baik dari hidupmu. Dan saya tetap berusaha menguatkanmu, sebisa yang saya mampu.

Mungkin kau telah lupa bagaimana nikmatnya masakan ibumu sendiri, karena belasan tahun telah berlalu dari saat ibumu meninggalkanmu tanpa rasa berdosa di kota asing ini. Saya berandai-andai jika saja saya menjadi dirimu, mungkin perempuan itu adalah perempuan yang paling saya benci di dunia ini. Bagaimana mungkin seorang ibu mendurhakai anaknya sendiri? Bukankah yang ada dalam cerita hanyalah anak yang mendurhakai ibunya? Lalu mengapa ibumu sampai bisa demikian teganya?

Sudah terbilang lama rasanya saya menyukai pekerjaan mengamati perilaku manusia, perilaku orang-orang di sekeliling saya. Menarik rasanya menerka-nerka apa yang ada dalam batok kepala seseorang, berusaha menyelami pemikirannya, mempelajari gerak-geriknya mengapa sehingga dia bisa begini dan begitu. Mengapa kebanyakan dari mereka tampak berbeda dari apa yang kita lihat dari luar. Tapi ibumu, perempuan yang kau panggil ‘mama’ itu, saya tak punya satupun kalimat yang pasti untuk menjelaskan apa motivasinya meninggalkanmu, meninggalkan adikmu, membiarkan dua bocah yang bahkan belum genap sepuluh tahun usianya itu untuk hidup tanpa orangtua, tanpa mendapatkan pendidikan yang baik. Salah apa ayahmu sampai dia meninggalkan laki-laki berhati baik yang telah memberikannya kecukupan dari segi apapun?

Jelaslah terkadang dalam setiap sendirimu, saya tahu kau merindukannya meski kau berusaha mati-matian untuk menyembunyikan perasaan itu. Tapi saya paham, meski dulu tanpa sadar mungkin kau pernah menyebutnya ‘perempuan setan’, hatimu tak bisa menutupi bahwa kau membutuhkannya. Kau tetaplah seorang anak yang butuh hangatnya petuah dari mulut ibumu sendiri, kau butuh tempat bernaung, tempat kau membagi segala cerita sehari-hari yan terjadi di sekolah, kau butuh dirawat dengan sentuhan tangan penuh cinta dari seorang ibu ketika kau sedang tergeletak sakit. Bukankah begitu?

Kau tak perlu lagi menutup rapat-rapat jendela hatimu supaya tak ada satupun yang tahu kalau sebenarnya kau hanyalah manusia yang rapuh. Menangislah jika kau benar-benar ingin menangisi perempuan itu. Bukanlah sesuatu yang haram jika seorang anak menangis karena merindukan ibunya, ibunya yang bahkan ia sendiripun tak pernah tahu keberadaannya. Ibumu, di belahan bumi manapun ia berada kini, saya percaya dia pernah merasakan sesal telah menelantarkanmu, dan diapun pasti pernah merindukanmu walaupun hanya sedikit dari seluruh waktu yang telah kau habiskan untuk merindukannya. Itu pun memang kalau ia masih punya hati. Kau boleh bertanya apa saja pada saya, tapi tolong jangan pernah tanyakan mengapa dia tak mencarimu saat ini. Saya tak punya jawaban untuk itu.

Kau tahu? Seperti ada bom yang meledak di balik dada saya begitu kau mengirimi sebuah pesan yang bercerita tentang kerinduan pada ibumu. Kau bilang, tak ada saat bahagia bersama ibumu yang bisa kau kenang selain hanya perayaan ulangtahunmu saat kita masih TK dulu. Selebihnya tak ada. Dia telah meninggalkanmu di usiamu yang masih sangat kanak-kanak, dan kini yang tersisa hanyalah selembar akte kelahiran milikmu yang bertuliskan nama ibumu di sana. Hanya itu.. dan semua ini benarlah membuat air mata saya mengucur habis. Saya tahu saya tak punya kata-kata yang baik untuk paling tidak bisa menghiburmu dan menenangkan hatimu. Tapi kau perlu ingat, ibu saya adalah ibumu juga, padanya bisa kau ceritakan apa saja, bukankah ibu saya juga menyayangimu seperti anak kandungnya sendiri? Bersabarlah, doakan ibumu dimanapun ia berada saat ini, kelak Tuhan akan mengganti airmatamu dengan kebahagiaan. Itu janji-Nya pada kita.

Inna ma’al usri yusraa..
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka bersabarlah.. kau tak pernah sendiri. Ada saya, ibu saya dan kami semua yang selalu peduli padamu. Karena kami sayang padamu :’)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 comments:

Anonymous said...

jujur saya akui saya merindukan wanita itu.
mungkin saya terlalu bodoh untuk mengucapkannya.
biarlah saya simpan dalam hati saja

Elvira Kiat said...

cupcup kamu, jgn sedih donk. sini saya peluk :P

Post a Comment