RSS

Tanganmu, Mak

Mak, kini subuh datang lagi. Suara-suara di masjid itu bikin saya kangen suasana rumah, kangen berjamaah shalat subuh sama emak. Entah sudah berapa banyak subuh yang saya lewati seorang diri di kamar kos sempit ini. Rindu rasanya melihat emak dalam balutan mukena usang, wajah emak yang keriput terlihat teduh, tapi emak tetaplah emak saya yang tercantik, secantik saat emak pergi mengambil rapor saya kelas dua SMP dulu. Dan teman-teman saya bilang, emak cantik. Tentulah, dari mana mereka pikir kecantikan ini bisa saya wariskan? Hahahahah PLAKK!

Mak, saya baru saja selesai sahur. Semalam jam sembilan, pergilah saya beli nasi dan sepotong daging yang ternyata sangat keras dan tak bisa saya kunyah. Tapi saya makan juga subuh ini mak, semoga bisa mengganjal perut saya supaya tidak rewel hingga tiba waktu maghrib. Ah, emak pasti tahu inti pembicaraan ini. Benar sekali mak, saya kangen masakan emak. Biar kata orang bilang masakan padang masakan paling enak di dunia, dan alih-alih bahkan ada yang bilang masakan padang buatan tangan ibunya adalah yang terlezat di dunia, saya lebih baik pura-pura tersenyum saja. Terserah lah apa mau dia cakap. Masakan emak sudah barang tentu selalu punya tempat tersendiri di hati saya. Lebih dari 33 tahun emak habiskan di dapur untuk memasak semua yang di-request ketujuh anak-anak emak, segala eksperimen sudah emak coba untuk menghasilkan menu-menu baru yang tak pernah ada dalam buku resep manapun. Ini mak, saya punya dua jempol tangan dan dua jempol kaki untuk menunjukkan kebanggaan dan kekaguman saya pada emak. empat jempol dikalikan tujuh orang anak plus satu orang suami, lengkaplah 32 jempol yang didedikasikan khusus untuk emak, karena kami bangga akan kehebatan emak bereksperimen di dapur ^,^)/

Mak, percayalah saya sedang tidak menggombal. Suara-suara di masjid ini benarlah membuat sesuatu di balik dada saya terasa sesak. Saya rindu emak. Rindu suara berisik ketukan irama cobek emak yang kadang terdengar samar ketika saya masih setengah terlelap. Suara itu menimbulkan rasa damai pada akhirnya, rasa damai karena saya tahu dari saya bangun pagi hingga tertidur kembali di malam hari, saya selalu mendapati emak ada di rumah. Ada di dapur, di ruang kerja emak selama berpuluh tahun. Bosankah emak? Mungkin iya. Tapi apa peduli emak? Yang penting emak selalu bisa menyediakan segala hal terbaik untuk suami dan anak-anak dengan tangan sendiri, dengan keringat sendiri. Bukan begitu mak? Tak perlu emak bersedih hati karena emak cuma lulusan setingkat SMA, tak perlu emak bersedih hati karena emak tak pernah tahu bagaimana rasanya jadi sarjana, tak perlulah emak minder dengan ibu-ibu lain di dunia ini yang tampil cantik dalam setelan warna-warni setiap pagi, bersiap untuk berangkat ke kantor. Jangan emak gusarkan hal itu, mak. Emak tahu? Peluang emak untuk mendapatkan surga adalah lebih besar dari wanita-wanita lainnya. Karena dengan tangan emak sendirilah emak besarkan anak-anak yang bisa pergi hingga ke luar negeri, tangan emak yang selalu mencuci dan menyetrika sendiri baju-baju kami tanpa pernah menggunakan jasa pembantu, tangan emak yang menyajikan menu lezat lagi bergizi yang selalu tersaji di atas piring-piring kami 4 kali sehari. Tangan emak yang masih lincah menuliskan rumus-rumus matematika untuk kami hafalkan, supaya kami bisa terus berprestasi, supaya kami menang lomba murid teladan, menang lomba cerdas-cermat, menang olimpiade fisika dan matematika. Saya tidak, tapi kakak-kakak saya telah membawa pulang deretan piala untuk buat emak tersenyum, emak memang pantas mendapatkan semua kebanggaan.

Jadi mak, emak sekarang mengertilah bahwa tangan emak adalah tangan emas. Dan saya rindu tangan emas milik emak yang sering saya cium selepas subuh berjamaah, tangan emak yang wangi aneka rempah-rempah. Saya tak peduli ada wangi apa di situ, saya tak peduli karena emak tak mengerti apa itu parfum bernama calvin klein, bulgari atau paris Hilton, yang saya tahu persis adalah wangi tangan emak yang khas itu, semoga bisa menghantarkan emak untuk mencium wangi surga kelak. (Aamiin)..

Emak, biar saya kutip kata-kata Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas. “Maukah kuberitahu kepada kalian tentang istri-istri kalian yang termasuk penghuni surga? Yaitu perempuan yang mencintai suami, mempunyai banyak anak, dan selalu meminta maaf kepada suaminya”. Hmmm, saya tahu persis emak saya yang cerdas ini bisa menganalisanya sendiri, bukan?

Kembali lagi soal rasa rindu saya padamu, mak. Saya rindu masakan emak. Saya rindu mencium tangan emak. Saya rindu senyum tulus emak. Saya rindu semua petuah dari mulut emak. Tapi terlebih dari itu semua, saya rindu untuk membuat emak bahagia. Bahagiakah emak kini? Jika masih belum, saya akan menyempurnakannya, mak. Saya janji. Pada diri saya sendiri ;)

Hehehehehee ;) ;)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment