RSS

Tompel

Aku kangen memanggilmu 'Tom' seperti waktu-waktu yang telah lalu.

Aku kangen menyisir pantai losari bersamamu pada suatu sore di Makassar kala itu.

Aku kangen mempelajari kord-kord gitar dan bernyanyi bersamamu.

Aku kangen padamu yang mengajariku gerakan menari saat aku melakukannya dengan tidak becus.

Aku kangen lelucon-lelucon bodoh yang sering kita lontarkan, hanya sekedar untuk menegaskan pada dunia bahwa kita bahagia dengan cara kita sendiri.

Tom.. aku tahu kau tidak punya tompel seperti yang sering dipertanyakan orang-orang, tapi aku terlanjur senang memanggilmu dengan sebutan itu.

Tom.. Namamu pernah ada di garis waktu, kupigura agar abadi dalam singkatnya hidup, tentu saja sebagai perlambangan atas persahabatan yang ganjil ini.

Tom.. kadang-kadang aku benci mengapa harus ada sesuatu bernama persahabatan di dunia ini? sebab aku ingin sekali berusaha lupa, lupa padamu, lalu meyakinkan hatiku bahwa kita tak pernah saling mengenal, satu sama lain..

Itu melegakan bagiku..

jangan tanya itu jujur atau dusta. aku tak tahu!


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

dulcis domus home

Saya pernah bergelayut manja pada ranting-ranting pohon guava di halaman depan. Atau berayun bersama kakak di ayunan yang papa ikatkan kuat-kuat di pohon mangga. Langit-langit ruang makannya merekam lekat-lekat suara bahagia keluarga yang tengah menanti adzan magrib untuk berbuka puasa. Di ruang tamunya, menjadi tempat paling menyenangkan untuk belajar membaca Iqra bersama papa selepas magrib. Atau memandangi beliau yang dengan sangat lincah menyampulkan buku-buku tulis kami, meraut pensil-pensil saya agar tetap tajam, mengajari saya cara menggambar gunung dan pohon kelapa lalu mewarnainya dengan pensil warna bermerek luna. Di ruang tamu itu ada sofa berwarna coklat, tempat kami para bocah sering bermain, duduk-duduk dan bertukar cerita.

Dinding-dindingnya menyimpan banyak cerita bahagia, juga menyimpan isak tangis dari para penghuninya. Di sana saya pertama kali belajar menuliskan nama saya sendiri, belajar mengayuh sepeda, belajar memasak dan menyetrika, belajar memakai pembalut di hari pertama menstruasi, belajar menjadi dewasa dan mengenal diri saya sendiri. Banyak kenangan yang tidak dapat saya ingat semuanya satu persatu, tapi di lantai semen itu, di tempat saya sering berbaring sambil menonton serial kartun favorit saya, terpahat dengan jelas semua jejak masa lalu yang pernah saya tinggalkan, yang pernah kami sekeluarga tinggalkan. Rumah itu bukan sekedar tempat berlindung, tempat berkumpul sepulang dari menempuh perjalanan, tapi terlebih dari itu, ia adalah simbol bagi sebuah keluarga. Ia adalah perlambangan rasa damai, ketenangan, kebahagiaan, kebanggaan yang tak pernah surut dari kami terhadap kedua orang tua kami, dan dari kedua orang tua kami terhadap kami, anak-anak mereka. Ia adalah wadah kasih sayang, tempat dimana kami menemukan sebanyak-banyaknya cinta, dan dengan cinta yang berlimpah ruah itu kami ingin membagikannya kepada siapa saja yang membutuhkan.

Di dapur yang gelap dan bercat seadanya, di situlah ruang kerja abadi mama. Kami, laki-laki ataupun perempuan, termasuk juga papa, sering bahu-membahu mengerjakan kue-kue pesanan yang diterima mama. Sejak saya masih gagap menghafal perkalian, tangan saya sudah lincah membuat pastel, membuat hiasan kue tart, memegang mixer, menggulung risol ataupun panakuk. Perkakas-perkakas pembuat kue yang tersimpan di dalam lemari kayu tua di sudut dapur itu jelaslah menjadi saksi bisu, bagaimana setiap tindak-tanduk mama hanyalah untuk membuat kami menjadi pribadi yang mandiri, kuat, tidak gampang menyerah. Betapa setiap adonan kue yang dicampur dengan tangan keriputnya itu adalah luapan rasa sayangnya yang tak terbendung kepada keluarganya, kepada kami yang selalu ingin menjadi pahlawan baginya.

Keluar dari dapur, ada sumur tempat saya dan kakak sering mandi bersama dan bersembunyi di dalam dua buah tong air berwarna biru yang tingginya persis seperti tinggi badan saya sewaktu itu. Airnya hangat. Saya jadi mencintai kegiatan mandi di sumur ini, hingga nantinya saya besar dan tersadar,  mandi telanjang di depan orang yang berlalu-lalang adalah perbuatan paling hina yang pernah saya lakukan. Terlepas dari itu semua, sumur itu merekam proses tumbuh kembang saya, mencatat setiap peristiwa bahagia, sedih, marah, kecewa, haru, bangga, susah dan senang yang bergulir setiap harinya dalam hidup saya.

Rumah tua di dekat jalan raya itu, terlalu banyak yang saya lalui di sana. Kenangan-kenangan akan masa kecil yang indah, kenangan-kenangan saat saya mulai beranjak remaja, tempat saya merasa menjadi orang paling berarti bagi keluarga, bagi para sahabat.




Hampir lima tahun telah berlalu dari saat-saat api memporak-porandakannya pada pukul dua dini hari di bulan maret. Hadiah paling buruk bagi kami berlima yang berulang tahun di bulan itu. sekejap saja, seperti dibawa angin entah kemana, lalu tanpa pernah kami tahu siapa yang harus menyalahkan siapa. Kenangan.. akan selamanya bernama kenangan.. sekalipun harus ada isak tangis kehilangan akan benda yang paling kami cintai: rumah. Tapi toh Tuhan pasti memberikan yang terbaik jua.. akan selalu ada hikmah, tergantung secepat apa kami memetiknya..

Kini, melewati depan jalan raya itu. sengaja menengok ke arah kiri. Seperti ada sedikit rasa perih yang menggores hati. Di sana hanya ada  rumput ilalang yang menjuntai tinggi menutupi sisa-sisa reruntuhan rumah masa kecil kami. Dan rasa perih yang menggerogoti hati itu menjelma menjadi suatu keinginan yang kuat: saya ingin memberikan rumah untuk mama dan papa. Rumah sederhana yang menyimpan banyak cinta dan kenangan. Seperti rumah kita dahulu..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Menulislah, nak!

Menulis adalah mencipta. Dalam suatu penciptaan seseorang mengarahkan tidak hanya semua pengetahuan, daya dan kemampuannya saja, tetapi ia sertakan seluruh jiwa dan nafas hidupnya (Stephen King).

Kalau engkau bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis (Imam Al-Ghazali).

If you would not be forgotten as soon as you are dead, either write things worth reading or do things worth writing (Benjamin Franklin)

Writing is the only thing that, when I do it, I don’t feel I should be doing something else (Gloria Steinem).


Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian (Pramoedya Ananta Toer).
  
Writing is the best way to talk without being interrupted (Jules Renard).

As a writer, words are your paint. Use all the colors (Rhys Alexander).

Good writers are those who keep the language efficient. That is to say, keep it accurate, keep it clear (Ezra Pound).

Anybody can make history. Only a great man can write it (Oscar Wilde).

Penulis tidak pernah dilahirkan, tetapi dia diciptakan. Bakat menulis tidak selalu dibawa sejak lahir, tetapi tumbuh oleh satu motivasi dan gagasan (Bambang Trimansyah).

keep writing!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

gambarin gue donk!

Beberapa waktu lalu di postingan saya sebelumnya, saya ngegambarin muka si abang pijar. gambarinnya di paint. tau paint kan? tanggapan dari dia: gambarnya naujubile banget.

kurang ajar kau, nak. saya telah membuatnya sepenuh hati asal kau tau, pablo! semudah itukah kau hina hasil karyaku? di mana hati nuranimu????? oke, oke, karena dia telah memperkosa menghina saya pasca pembuatan gambar wajahnya itu, maka sekarang gantian donk! dia yang saya suruh gambarin muka saya. ahihihihihi..

jeng jeng jeeeeeng...


saya versi kebohongan publik




Gimana pirsawan? hidung saya sungguh sangat tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya kan? Ahahahahaha.. dengan kedipan mata seperti itu, saya merasa seperti tante-tante yang lagi ngedipin berondong.. yihaa!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

mari membuat es pisang ijo

Siang-siang bolong yang hot ini seperti bolongnya punggung kamu yang gak hot itu emang paling mantep minum ato makan yang seger-seger sambil duduk di bawah pohon mangga depan rumah pake baju you-can-see-my-ketek.. betul? Betuulllllllll *terdengar suara dari atas pohon*

Karena temen-temen saya beberapa waktu lalu pada penasaran gimana sih cara bikin es pisang ijo yang enak dan rasanya gak-aduh-mak-apaan-nih, demi itu saya dikejar-kejar buat diwawancara seputar cara membuat es pisang ijo ala saya (ala emak saya tepatnya) yang rasanya emang cihuy itu. Maka sini nak, sini.. bunda beberkan resep es pisang ijo ala bunda yang akan membuat calon ibu mertua kamu memasang ekspresi “jangan-coba-coba-kawin-dengan-pria-lain-selain-anak-saya”

Here it goes..

Bahan-bahan:
- 10 buah pisang raja yang udah mateng (pisang RAJA ya nak, jangan pisang yang aneh-aneh karena rasanya pasti akan seaneh wajah kamu).
- Tepung terigu 2 gelas
- Santan dari 1 buah kelapa
- Telor 1 butir
- Pasta pandan (pewarna makanan warna ijo yang beraroma pandan)
- Susu kental manis putih
- Syrup ABC/marjan yang rasanya cocopandan  yang warna merah menggoda birahi itu
- Gula pasir
- Garem alus yang beryodium biar kamu gak kena penyakit gondok (?)

Cara membuat:
Langkah awal kamu bagi 2 aja santennya, soalnya yang setengahnya bakal dipake untuk bikin ‘kulit pisang ijo’, yang setengahnya lagi buat bikin ‘fla’. Gitu juga dengan telor. Kocok telornya trus entar setengahnya dipake buat kulit pisang ijo, setengah lagi buat dipake di fla. Got it?

 Untuk bikin kulit pisang ijo:

kulit pisang ijo
  • Sebelum campur adonan kulit ini mending kamu kukus aja dulu 10 buah pisang biar menghemat waktu (jangan kupasin kulitnya baru dikukus, biarin aja kaya gitu).
  • Sembari nunggu pisangnya selesai dikukus, campur 1 ½ gelas terigu, garem secukupnya, ½ bagian telor, sama santen. Aduk-aduk sampai terigunya gak ‘berbiji-biji’ lagi. Soalnya biasanya di bagian ini paling susah untuk menghilangkan terigu yang menggumpal-gumpal akibat kena cairan santen. Inget campuran ‘kulit’ ini jangan kental-kental banget, kalo cair juga jangan kebangetan lah! Pake feeling pokonya.
  • Tuang 2-3 tetes pasta pandan sampe warna ijonya pas menurut kamu lalu aduk-aduk.
  • Panaskan teflon dan mulailah menuangkan sedikit demi sedikit campuran ke atas teflon. Inget kalo kulit ini harus kamu bikin setipis mungkin, karena kalo tebel namanya bukan kulit pisang ijo donk, bakalan jadi martabak ijo! Camkan itu!
  • Kalo udah kering, angket, taro di piring, dan tuangin adonan ke teflon lagi terus menerus sampai 10 kali. Jangan sampe gosong!
  • Kalo pisang yang kamu kukus udah mateng, kupasin kulit pisangnya lalu kamu bungkus pisangnya dengan kulit ijo tipis yang udah kamu buat tadi. See?
pisang yang udah dikukus

Untuk bikin fla:
  • Campur ½ gelas terigu, sedikit garem, santen dan telor sisa tadi, juga gula pasir (gulanya dikira-kira aja sampe menurut kamu campurannya udah manis).
  • Aduk-aduk sampai bercampur rata lalu panesin dengan api kecil.
  • Aduk-aduk terus biar gak gosong, kalo udah padet-padet kental kaya bubur gitu matiin aja apinya.

Cara menyajikan:
Satu pisang ijo ditaro di satu mangkok, potong-potong lalu masukin 2-3 sendok fla. Masukin es batu yang udah kamu hancur-hancurin terserah mo sebanyak apa, tuang syrup cocopandan secukupnya lalu dilanjutkan dengan susu kental manisnya.
Voila! Kini kamu sudah bisa menyantap es pisang ijo yang rasanya pasti jaoh lebih enak daripada es pisang ijo buatan orang Makassar asli *digaplok orang Makassar*


gambar diambil dr google


*porsi 10 mangkok untuk 10 orang.

ribet ya? ah, saya aja bisa, kamu juga harus bisa donk!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Belajar gaya hijau ala Elpi

Holaaa.. ini jam berapa ya pirsawan? Aih.. udah pagi aja ya sekarang! Yang lagi asik belajar di depan ms.excel, asik mencet-mencet kalkulator dengan jarinya yang segede lengkuas bangkok, asik baca-baca hand-out sampe ketiduran sambil mimpi basah-basah-membasahi, buruan dah lapin tuh iler-iler kamu semua. Yuk daripada kamu-kamu di situ terutama kamu, iya kamu, kamu yang di pojokan itu! ngapain nengok ke belakang lagi? *lemparin pake leptop*. Daripada kamu-kamu semua belajar sampe lupa diri ada baiknya break sejenak dan baca nih tips-tips belajar dengan gaya hijau ala saya yang muda belia ini tentu saja. Tunggu apa lagi? Yuhuuu, langsung kita meluncur ke TKP!

1.  Kertas coretan kenapa harus yang cantik?
Yep! Kalo kamu kuliah di jurusan yang ada itung-itungan macam saya ini (misal kamu anak teknik, anak matematik, anak ekonomi-akuntansi, anak statistik, etece etece), kalo belajar pasti dah tuh butuh banget yang namanya kertas coretan buat latihan ngerjain soal-soal untuk persiapan ujian. Eits, jangan oh jangan kau gunakan kertas HVS yang masih putih bersih nan suci itu, nak. Itu namanya pem-bo-ros-an! Di rumah pasti banyak tuh kalender-kalender bekas yang udah ga kepake lagi. Bagian belakangnya yang kosong itu kan bisa kamu pake buat jadiin kertas coretan. Kalo kamu sering ke mall dan ketemu sama mas-mas ato mbak-mbak yang hobinya nyodorin brosur-brosur makanan lala-lili yang mengoda birahi kerakusan kamu (misal: CFC, Chicken Story, Platinum, dll), ya kudu disimpen atuh cin brosur model begituan. Bagian belakangnya yang kosong kan bisa kamu gunain lagi buat mencorat-coret rumus-rumus yang menyebalkan seperti pacar kamu yang doyan selingkuh itu. kamu tenang, bumipun senang.


2.    Pensil mekanik=yes!
pensil mekanik eke
iya, pensil mekanik itu bisa dipake bertahun-tahun lamanya kalo aja pensilnya gak kamu gunain untuk ngelempar mangga punya tetangga. Kalo mata pensilnya abis, ya tinggal beli aja isi ulangnya. Sederhana sih dan keliatan sepele, tapi kalo dilakuin sama banyak orang, ya ngefek juga bagi pohon-pohon kita di luaran sana. Bayangin aja kalo seribu orang gunain pensil kayu yang mesti ditajemin pake rautan itu, dalam setaun aja udah berapa banyak pohon yang mesti ditebang untuk memproduksi pensil-pensil yang baru lagi? Ih, bencana banget dah mamen!


3.    Tulisan kamu jangan segede kingkong!
Camkan sekali lagi bahwa tulisan kamu sungguh sangat berdampak pada banyaknya kertas yang nanti akan kepake. Mule sekarang berlatih dah tu siang malam demi memperkecil tulisan tangan kamu. Font yang biasanya 12 dikecilin lagi sampe jadi 8 gakpapa kok. Hahaa.. mo lebih kecil dari itu juga boleh benjet bebi, sekalian biar dosen yang baca tulisan kamu mesti pake lup ato mikroskop. Cara ini ampuh banget untuk membalas perlakuan dosen kamu yang sukanya ngomel-ngomel di kelas persis orang yang abis nelen petasan. eureka!


Ntar kalo keinget lagi baru dah saya tambain. Kalo ada yang berkenan mo nambahin, sok atuh, bakal saya kasih sepaket ciuman hangat dari si abang mamat! cups..



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

kelak

Kelak, akan ada hari dimana saya merindukan Jakarta, merindukan suara bising kendaraan, merindukan suara ibu-ibu yang saling bertegur-sapa dengan logat khasnya, “mo kemane, mpok?”

Kelak, saya tahu akan ada titik di mana saya duduk lama dan memikirkan bahwa Tuhan selalu memberikan kejutan-kejutan manis kepada saya dengan cara yang dulu teramat saya benci. Dan akhirnya saya hanya bisa berucap syukur kepada-Nya yang Maha Baik. Tuhan tak pernah salah.. begitulah hakekatnya..

Kelak, akan ada hari dimana saya rindu dengan semua rutinitas ini: menatap punggungmu, menghirup aroma parfummu, membetulkan kerah kemejamu.. rindu pada caramu memegang sumpit, pada suara bersinmu yang menyebalkan, pada caramu menggulung lengan jaket, pada setiap kata-kata konyolmu yang membuat saya.... ah, kenapa saya harus menyukaimu?

gambar dibuat sepenuh hati

Jakarta.. terimakasih telah mengenalkan saya padanya.. pada pria busuk ini :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS