RSS

afscheid

jejak yang tergambar, cerita kelakar, dan tawa-tawa yg menggelegar,, semuanya akan menua di atas nampan masa lalu..

mengingatmu seperti menyeruput secangkir kopi di malam gerimis. Hanya ada manis di ujung lidah, lalu menyisakan pahit di pangkal tenggorokan. Bercampur dingin yang menusuk pori-pori kulit.

Tak ada yang pernah bisa menebak akhir dari perjalanan, karena Tuhan dengan sangat rapi membuat alur yang penuh kejutan. Untukmu, untukku, untuk kita, juga untuk dia dan mereka.

Tak ada sesal untuk sekedar tahu namamu, untuk menyilakanmu menempati sebuah tempat sesak bernama hati, untuk membagi sedikit yang kau sebut tawa, yang justru lebih banyak kusebut ia sebagai duka.

Genggamanmu, sorot matamu, irama langkah kakimu, nada suaramu, caramu menatap, segalanya terasa mulai berjarak seiring halaman baru yang kubuka tadi pagi.

Tak ada kata yang bisa kupilih untuk menjelaskan ini satu-satu, dengan bahasa sederhana, dengan raut wajah riang gembira seperti ketika kau mengajakku makan pizza di hari sabtu.

Silahkan kau sakiti siapa saja yang hendak mencicipinya, tapi tidak untukku.

Jangan pernah tanya kenapa. Aku tak punya jawaban apa-apa. Aku hanya tak ingin menangis lagi..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment