Seandainya bisa.. saya ingin menciptakan sebuah dunia kecil.
Sebuah kota yang sederhana namun nyaman. Di sana, jalanan dipenuhi para
pesepeda. Pohon-pohon terlihat di kiri-kanannya, berbaris rapi, menghalang
terik matahari. setiap sudut dipastikan akan selalu ada taman yang rindang,
dikelilingi astuaria atau dafodil yang berdesak-desakan. Ada juga bunga
matahari yang besar-besar, mawar putih yang berumpun-rumpun di dekat
bangku-bangku yang terbuat dari batu. Pada sore hari saya akan duduk
berlama-lama di sana, membaca buku sastra kesukaan atau sekedar bermain ayunan.
Di minggu pagi, saya dan para sahabat akan berkeliling naik sepeda, melempar
senyum kepada para orang tua yang sedang sibuk memberi makan ayam-ayam mereka,
atau anak-anak kecil yang tengah berjalan santai ditemani anjing-anjing mereka
yang lucu..
Di sore yang lain saya akan memacu sepeda saya menuju ke
arah laut, menikmati nuansa senja, mengamati perahu-perahu nelayan yang kembali
pulang ke peraduannya, menunggu hingga matahari benar-benar hampir tenggelam. Air
laut memantulkan warna jingga yang kemerah-merahan, warna penutup kesedihan,
persis seperti serbuk-serbuk emas yang ditaburkan para peri untuk membuat sore
berakhir sempurna. Jingga, jingga sejauh mata memandang. Warna yang sering saya pakai untuk melukis terbenamnya matahari di buku gambar saat masih SD. Warna yang
terbias pada bola mata anak-anak kecil yang belum mengenal dosa.
Seandainya bisa.. saya ingin menciptakan sebuah dunia kecil.
Dunia di mana manusia hidup bersama-sama dengan alam. Saling mengisi, memberi
kebermanfaatan. Saling menjaga, menciptakan kedamaian.
0 comments:
Post a Comment