RSS

Hello, 2013



Saya sudah siap di depan komputer sejak lepas magrib. Tapi tak ada satupun dari sekian banyak kata yang dapat saya pilih untuk memulai tulisan ini. Saya bisa saja menulis apapun. Romansa langit sore, resolusi tahun baru, kisah cinta selebriti, anak menteri, angka kemiskinan, inflasi, gubernur DKI Jakarta, atau apa saja yang saya mau. Tapi saya kini buntu.

Di tivi, masih saja heboh soal Angelina Sondakh, soal hambalang yang menyeret nama Alifian Mallarangeng, soal century yang selalu dikait-kaitkan dengan wapres kita, Boediono. Ada juga soal Abu Rizal Bakrie, dan yang menggelikan tentu saja Rhoma Irama, keduanya berkoar-koar mencalonkan diri sebagai presiden di 2014. Mereka, orang-orang yang menurut saya tidak punya kompetensi. Tapi yah, siapa saja boleh jadi presiden kok. Penyanyi dangdut sekalipun. *goyang duluuu*

Menapak tilas perpolitikan di Indonesia seperti membaca dongeng negeri sihir. Maka apapun bisa terjadi jika kamu punya tongkat sihir. Well, politisi di negeri ini adalah penyihir-penyihir sakti. Dan hukum yang berlaku adalah serupa sapu terbang yang bisa kamu tunggangi sesuka-suka hatimu. Maka jangan heran jika penjahat narkoba bisa mendapatkan grasi, koruptor bisa creambath dan meni-pedi dengan nyaman di dalam penjara ber-AC, dan seorang nenek-nenek pencuri piring bisa diberi hukuman yang sangat WOW dan tidak setimpal. Sekali lagi, apapun bisa terjadi dengan mantra abrakadabra!

Jangan pernah tanyakan soal keadilan. Sebentar lagi kata itu akan terhapus dari kamus-kamus bahasa Indonesia. Politik, di zaman apapun ia hidup, ia akan selalu menjadi barang kotor. Melihat negeri sendiri yang carut-marut seperti ini selalu menimbulkan perasaan yang kontradiktif. Kita mungkin akan tertawa geli sekaligus menangis meratapi.

Hal mengherankan lainnya adalah wacana seorang penjahat yang pernah memimpin negeri ini selama lebih dari tiga dekade akan diangkat menjadi pahlawan nasional. Siapa yang tidak gemas? Lalu ada pula para pelajar songong yang hobi tawuran dan mendefinisikan kekerenan dengan banyaknya batang rokok yang dihisap. Tidak kalah ajaib adalah aparat kita yang seperti terkena penyakit gila: memperkosa, mengkonsumsi narkoba, juga mencuri beha. Gemar benar bangsa kita memproduksi kejahatan dan kekonyolan.

Kita boleh pesimis melihat keadaan Indonesia, tapi jangan menutup mata karena masih ada orang-orang yang dengan sepenuh hati menorehkan prestasi untuk mengukir sepotong kebanggaan bagi negeri. Kita punya pelajar SD dari Kediri yang menang lomba robotik. Kita punya mahasiswa-mahasiswa cerdas dari ITB, UI, UGM, IPB yang kini tengah belajar keras untuk membuat Indonesia tersenyum. Kita punya atlet angkat besi yang mendapatkan medali di olimpiade london. Kita punya Chris John, kita punya Cinta Laura yang bercita-cita menjadi sehebat Sri Mulyani. Kita punya banyak Habibie-habibie muda yang kini tengah sibuk dengan buku-buku tebalnya. Kita punya petugas cleaning service yang jujur dan santun. Kita masih punya orang-orang bersih dan baik yang –hanya saja- jarang dijamah oleh media. Berita tentang kebobrokan jauh lebih komersil.

Saya telah bertemu dengan banyak orang yang acuh tak acuh terhadap politik. Tapi saya tak bisa begitu. Kita hidup dalam sebuah negara, pastilah politik menjadi suatu barang konsumsi. Kita boleh abstain dan masa bodoh, tapi dengan begitu justru kita akan lebih mudah dibodohi oleh mereka yang lebih tahu. Karena itu saya suka politik, meski hanya sebagai pengamatnya saja. Saya percaya dengan melek politik, dengan selalu memantau perkembangan para pemimpin dan wakil rakyat, kita mengerti kemana dan bagaimana uang-uang yang kita gelontorkan dari membayar pajak itu tersalurkan.

Ah, saya lelah bercerita.

Agar terkesan ilmiah seperti halnya tugas akhir, biar saya simpulkan dan beri saran. Kesimpulan: saya sotoy. Saran: jangan kebanyakan nonton tivi. Hehe..

Bagaimanapun cacatnya negara ini, mari pelan-pelan kita perbaiki dengan menorehkan prestasi. Dengan belajar dari masa lalu dan bekerja keras untuk masa depan. Karena seperti dua kata dari Dahlan Iskan tentang Indonesia: Pasti maju!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment