Seringkali saya murka ketika
mengirimkan pesan berisi beberapa pertanyaan, dan kamu hanya merespon
pertanyaan yang letaknya paling akhir. Sepele? Bagi kamu iya. Tapi tidak dengan
saya. Bagi saya, kata-kata adalah segalanya. Kamu dan hatimu adalah apa yang
kamu tulis, apa yang kamu ketikkan. Makanya saya benci balasan sms singkat
darimu. Sepotong kata IYA. Atau SUDAH. Atau OK. Respon paling menyakitkan
setelah saya mengorbankan kedua ibu jari untuk mengetikkan berpanjang-panjang
kalimat penuh perhatian. Cinta butuh timbal balik, sayang. Dan mencintaimu
mendorong hati untuk selalu meminta imbalan: perhatian yang sama atau bahkan
lebih besar. Salahkah?
0 comments:
Post a Comment