Menilik koleksi-koleksi usang di
rak buku, saya disadarkan betapa saya sedikit banyak telah bermetaformosis
menjadi seorang perempuan dewasa. Bayangkan saja betapa alaynya saya dahulu
dengan bacaan-bacaan naif seperti teenlit tentang kisah cinta remaja SMA yang
memuakkan, atau sebut saja buku ‘kamus cinta’ yang dengan kemahatololan tingkat
rahwana saya beli dengan perasaan riang gembira tanpa tahu di kemudian hari hal
itu justru bakal menjadi aib.
*sigh*
Hidup bergulir, manusia berubah,
pemikiran berkembang, maka di sinilah saya sekarang. Sibuk menertawakan diri
sendiri dengan kebodohan-kebodohan masa lalu yang saya perbuat. Itu baru
terkait buku bacaan saja, kawan. Belum mengerucut ke hal-hal memalukan lainnya yang
tentu saja tidak akan saya umbar di sini.
Saya senang mendapati diri saya
yang sekarang jauh lebih keren dibandingkan yang dulu (plis deh phy!). Dengan
pola pikir baru, bacaan-bacaan baru yang membuat saya jadi pribadi yang lebih
kritis (dan nyinyir?), pun betapa selektifnya saya dalam memilih tontonan di
televisi.
Pernah saya katakan berkali-kali
bahwa menjadi orang dewasa itu sulit dan rumit. Tapi saya cukup bahagia menjadi
diri saya yang sekarang meskipun sesekali saya merindukan menjadi seorang anak
kecil yang lugu. Saya senang menjadi diri saya yang sekarang meskipun sesekali
saya ingin tahu bagaimana rasanya menjadi seorang Maudy Ayunda. *apadehlo*
Tidak mudah menjadi seorang
Elvira Kiat tapi saya bersyukur telah
memerankan tokoh ini dengan cukup apik. Skenario masih sangat panjang, dan saya
masih harus banyak berbenah. Saya tahu saya beruntung, dan barangkali Tuhan
dari atas sana sedang tersenyum manis untuk saya.
Terimakasih, Ya Allah, untuk
hidup yang keren ini..