Mana pernah saya bayangin
kehidupan di asrama bisa jadi demikian indahnya? Ngejalanin kegiatan dari subuh
hingga magrib dengan jadwal super padat, tugas-tugas kelompok dan diskusi,
latihan baris-berbaris dan bela diri. Sungguh tadinya saya mikir hidup saya
bakalan kaya zombie. Saya bakalan eneg dan bosen. Tapi, siapa sangka?
Waktu menelan tiga minggu dengan
teramat cepat. Dan saya malah dirundung haru begitu harus ninggalin asrama.
Padahal saya sudah dibuat jatuh cinta pada rutinitas di sana. Cinta pada
kehidupan yang serba teratur. Cinta pada
persahabatan yang manis. Cinta pada rasa kantuk di siang hari. Cinta pada
omelan-omelan instruktur PBB yang terkadang menggelikan. Cinta pada setiap
ajaran baik yang ditanamkan para pengajar ke dalam hati kami. Cinta pada setiap
harapan yang mereka embankan di pundak kami, pada doa-doa kecil yang
mengharapkan kami menjadi agen perubahan bangsa ini. Sungguh saya teramat
cinta.
Angkatan 71 in classroom
Geng Raja Judi jadi juara (Ully, Elvy, Sri, Mamas, Gita, Cynthia)
Bego-begoan di koridor asrama lantai 3
Kelompok Shiro yang forever loser dalam setiap perlombaan
Dan terkadang rutinitas itu
seperti mengandung bisa. Ia adalah candu yang bikin kita pengen selalu
mengulang-ulang bagian tertentu. Membuat kita rindu, selalu rindu, pada
bagian-bagian indah yang kita-tau-pasti tidak akan pernah bisa terulang lagi.
0 comments:
Post a Comment