RSS

I Just Can't Help but Cry


Nama saya Mawar. Lengkapnya, Mawar Berduri Menusuk Hati. Saya lahir di sebuah pulau paling horor di negeri ini. Sebuah tempat yang asing didengar oleh mayoritas masyarakat Indonesia modern. Katakanlah begitu. Saat ini saya bekerja di sebuah instansi abal-abal, tempat segala sumpah-serapah masyarakat marginal dialamatkan. Sungguh saya benar-benar kegerahan. Terlebih lagi, kelakuan para pegawai di kantor tersebut membuat saya selalu memanjatkan doa kecil, semoga Israfil segera meniupkan terompet panjangnya.

Saya tak bisa mengelak bahwa dalam hidup, akan selalu ada orang-orang dengan hati penuh iri-dengki, serta mulut yang penuh caci maki. Jika saja saya diperbolehkan mengintip ke dalam buku diari Tuhan, saya ingin melihat alasan apa yang menjadi dasar pertimbangan-Nya mengirimkan saya ke mari. Apakah ini hukuman atas dosa-dosa masa lalu saya? Ataukah jika ini ujian kenaikan kelas, kenapa bisa demikian beratnya? Saya pasti tidak akan lulus. Dua kali remedial sekalipun.

Nama saya Mawar. Sudah lama saya terbiasa hidup dalam situasi nyaman, penuh semangat kekeluargaan dan rasa saling menghargai. Saya tidak terlatih untuk berada dalam lingkungan dengan orang-orang yang saling menjatuhkan. Tapi, ah tidak! Roda kehidupan sedang berputar ke arah yang tidak mengenakkan. Menggiring saya ke hadapan manusia-manusia berhati culas dengan seribu jenis belati yang siap menusuk saya di bagian tubuh manapun. Dan sialnya, saya justru kaku dalam kepasrahan. Membatu.

Saya benci berada di sini, di tengah-tengah manusia keji. Alih-alih melawan, saya justru mendiamkan. Kenapa? Saya bingung dengan diri saya sendiri. Saya merasa kerdil untuk bersuara. Sekalipun saya tahu saya tak salah.

Tuhan.. Saya tidak pernah berkehendak untuk ada di sini, maka bolehkah saya berlari tanpa harus kembali?





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment