Seperti baru kemarin kita duduk
berdua di ruang tunggu bandara. Menanti penerbangan Ambon-Ternate yang delay
sejam sembari mengobrol hal-hal yang terlewat selepas tujuh tahun kita
berpisah. Rasanya memang sungguh, seperti baru kemarin.. Entah mengapa Tuhan
mempertemukan kita lewat jalan-Nya yang paling rahasia. Yang tak tertebak. Yang
membuat saya percaya bahwa rencana-Nya terkadang sangat menggelikan bagi
sebagian orang yang sudah begitu lama membentangkan jarak dengan masa lalu.
Entah apa maksud-Nya. Barangkali, ya barangkali saja untuk membangkitkan
kembali perasaan-perasaan yang dulu sempat saya padamkan.
Ada banyak hal yang berhamburan
secara random memenuhi batok kepala. Banyak pertanyaan yang ingin saya
lontarkan tapi kemudian menjadi urung. Mungkin sudah tak perlu lagi. Bibir saya
cuma punya satu kata: Rindu. Benarlah kamu masih tetap sama. Sorot matamu masihlah
yang dahulu. Yang hanya dengan menatap di kedalamannya, saya merasa berantakan.
Tak kuasa menyembunyikan perasaan.
Maka kini bagaimana bisa kamu tak
hadir dalam ingatan setiap kali saya memejam? Sedang hati saya berbisik bahwa
ia masih bersedia membukakan pintu. Untukmu, yang ingin menawarkan hari baru
bernama masa depan.