RSS

Just Keep Running

Saya selalu jatuh hati pada cara Tuhan menghias kaki langit. Pada petang, Ia bentangkan jingga sejauh jangkauan pandang. Lalu di atas sana, awan selembut kapas terbiaskan kuning kemerahan. Gendut bergumpal-gumpal bagai pijakan menuju tempat tertinggi bernama surga. Dan yang seringnya menggenapkan suka cita adalah, laut yang berpijar keemasan ditimpa sinar matahari. Menggoda hati untuk membilang apa saja hal-hal yang patut untuk disyukuri.

Maka di sinilah saya menghabiskan hari dan berkontemplasi. Rupanya sejauh apapun saya terdampar, Tuhan selalu punya cara unik untuk membuat saya tak berlama-lama menggandar duka. Saya telah sampai pada poros di mana saya merasa malu jika tak berterima kasih telah dikirimkan ke pulau ini. Sebuah tempat yang awalnya saya datangi dengan setengah hati, tapi lantas menjadi pembuka jalan bagi saya untuk lebih mengenal diri sendiri.

Saya pernah berada dalam fase di mana saya membenci takdir hidup yang sudah Tuhan gariskan. Saya pernah merasa sangat kesepian dan terpinggirkan. Saya pernah merasa asing dan ingin pulang. Saya pernah begitu merindukan keluarga, rumah, kampung halaman, pun kawan-kawan sepermainan. Tapi lihatlah kini.. Saya telah menemukan orang-orang yang menjelma menjadi saudara, serta para tetangga yang sudah seperti keluarga.

Merantau sungguhlah telah merubah tabiat-tabiat buruk saya. Membuat saya mampu mengukur seberapa tangguh saya bertahan dalam situasi-situasi sulit. Saya pernah diusir, diomeli, dikejar anjing, bertengkar dengan tukang ojek, tersesat, dituduh menggoda suami orang. Saya pernah berada di titik terendah kehidupan lalu saya belajar untuk melawan keterbatasan, untuk mengalahkan rasa takut, untuk lebih berempati, untuk menghargai perbedaan, untuk mencintai sesama. Dan terlebih, untuk menjawab pertanyaan tentang apa saja yang sudah saya baktikan pada negeri.

Benarlah saya tak akan menjadi apa-apa jika saya hanya mengkerut di bawah ketek orang tua dan bermanja-manja dalam lingkar kenyamanan kampung halaman. Saya perlu merantau, mencicipi petualangan demi petualangan, lalu memetik sendiri berupa-rupa hikmah yang telah Tuhan tebarkan secara gratis di setiap badan kehidupan. Merantau membuat saya mengenal dunia lebih dari sekedar melihat atlas atau membaca novel-novel terjemahan. Dan saya semakin dibuat jatuh cinta pada hidup, pada kehidupan, pada tiap goresan keindahan yang Tuhan ukir di permukaan bumi.

Sungguhlah air yang tergenang itu cenderung keruh dan kotor, sedang air yang mengalir akan senantiasa jernih dan bersih. Maka mari mengalir, mari singgahi setiap wadah, mari berperjalanan, mari bertualang, mari tebarkan kebermanfaatan di mana saja, kepada siapa saja. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment