RSS

Kasyana

Kamu tahu? Sore ini saya menangis karena rindu. Rindu pada hari2 ketika saya hanya mengenal satu deadline dalam hidup: deadline menyetor tulisan untuk mading. Seperti halnya cinta pertama yang membuat saya selalu bergairah menjemput pagi, maka demikian pula perasaan bahagia yang saya peroleh ketika mengurus mading sekolah. Saya merasa bertenaga, merasa hidup, merasa seperti dijangkiti sindrom orang penting. Maka setiap hari bagi saya adalah menulis, membuat artikel, membaca lebih banyak puisi2 bagus, membuat liputan, lalu lebih jauh dari itu, mengkhayalkan karir gemilang setelah tamat dari sekolah. Sungguh di dalam kepala saya, saya punya gambaran rapi tentang seorang wanita gigih yang mendedikasikan hidupnya utk pekerjaannya di media cetak. Dan wanita itu adalah saya. Saya tak dapat terpejam di malam hari jika mengkhayalkan akan sehebat apa saya di masa depan.

Kini, ketika melihat jauh ke dalam diri saya saat ini, saya berharap dapat memencet satu tombol restart dan mengulang semua dr awal. Telah banyak waktu yang saya habiskan utk menyesali diri. Mengapakah Tuhan menjawab doa saya persis seperti apa yang sama sekali tak pernah saya pinta? Sebegitu tak pantasnyakah saya utk apa yang begitu saya cinta? Saya tersedu-sedan mengenangkan ini semua. Satu2nya karir terbaik dalam hidup saya adalah ketika menjadi pengurus mading. Saya bahagia ketika tulisan saya dibaca, ketika saya menang lomba puisi, ketika beberapa guru memuji makalah ilmiah saya, ketika saya begitu betah sampai sore di sekolah demi mading baru yang harus terbit esok pagi, ketika saya harus menahan gengsi membuat liputan tentang mantan pacar karena doi menang pingpong, ketika banyak cowo2 yang naksir saya dan saat itu saya sadar betapa kerennya saya.

Seperti majapahit dgn segala kemahsyurannya yang pada akhirnya tumbang, kini saya pun sampai pada fase dimana saya hanya dapat mengenangkan masa2 kejayaan saya dengan lelehan air di sudut mata. Saya rindu. Sangat rindu. Andaikan mungkin saya bisa mengulang waktu dan mengejar semua yang menjadi alasan saya utk percaya pada masa depan. Andai saja.. saya sungguh tersiksa menjadi seseorang yang bukan saya. Dan kamu, bukankah kamu berjanji membawa saya pergi?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 comments:

Anonymous said...

Ayo pergi

Elvira Kiat said...

Kemana?

Post a Comment