RSS

Turn to be Stranger


Hai.. Tak banyak yang berubah dari saat-saat kamu memutuskan untuk tak lagi menjadi bagian dari keseharianku. Aku masih begini saja, masihlah seseorang yang rutin membeli komik, rutin memasukkan lagu-lagu MLTR dalam playlist karaoke, pun rutin dengan kebiasaan buruk menyisakan makanan di piring. Kamu tahu? Aku tadinya berpikir untuk membencimu saja. Untuk berpura-pura lupa bahwa kita pernah begitu dekat selayaknya sepasang saudara. Tapi kurasa tak perlu. Membenci, sama halnya seperti mencangkul, sungguh membutuhkan tenaga yang tak sedikit, dan aku tak mau berlelah-lelah karenanya. Maka demi itu kuputuskan untuk melenyapkan saja memori tentangmu. Tentang hari-hari seru kita di belakang. Tentang hal-hal menarik yang tak ingin lagi kusebutkan panjang lebar karena tentu akan semakin berat buatku mencoba melupakan.

Aku tak ingin menanyakan keadaanmu, kabarmu, atau apa-apa saja yang terjadi selama beberapa tahun terakhir sejak kita tak lagi saling mempedulikan. Sungguh apapun terkait dirimu tak lagi sepenting dahulu. Tak ada kewajiban untuk berkabar, dan tak ada keharusan untuk menghibur siapa yang sedang dirundung masalah. Kita bukan lagi kita. Kamu adalah kamu, pun aku adalah tetaplah aku. Jika kelak kamu datang dan menawarkan kembali sebuah pertemanan, aku selalu menyiapkan jawaban ini: TIDAK. Aku sudah cukup bahagia semenjak kamu tak lagi ada. Aku tetap mampu mengatur ritme langkah, tetap kuat untuk berlari, meski kini kamu tak ada untuk memberi semangat dengan kalimat konyol berbusa-busa. Tapi sungguh aku baik-baik saja. Bahkan hidupku jauh lebih baik, jauh lebih baik selepas kita menjadi orang asing.


Maka tolong jangan datang lagi dan menanyakan kabarku. Kamu telah memutuskan berbelok ke kiri, maka biarlah aku tetap lurus memacu sepedaku ke depan. Catatlah ini dengan baik dalam kepalamu, bahwa belajar untuk tak saling mengenal adalah mata pelajaran favoritku. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment