Kita tak pernah tahu dengan siapa
kita akan bertemu lalu jatuh cinta. Pelan-pelan merasakan keriangan di hati
ketika dua pasang mata kita tanpa sengaja saling menatap, lalu malu-malu
melempar senyum satu sama lain. Kita tak pernah tahu di belahan bumi mana akan
kita temukan seseorang yang seolah menggenapi kita. Yang membuat kita tak ingin
beranjak lagi ke mana-mana. Sebab dia, adalah rumah tempat kita seharusnya
berpulang. Adalah titik pemberhentian terakhir tatkala kita sudah begitu
kelelahan berjuang dan mencari-cari.
Sungguh, akan ada hari di mana
kita jengah berjibaku dengan hidup. Lalu di sana, ada sebuah pundak tempat kita
menyandarkan lelah. Ada sepasang lengan kokoh yang siap menenggelamkan kita
dalam pelukan paling hangat dan mendamaikan. Ada selengkung senyum yang
membunyikan kalimat “Aku selalu ada untuk menemanimu berjuang”. Dan hanya
dengan begitu saja, cukup dengan begitu saja, segalanya terasa lebih baik.
Benarlah kita tak dapat
menerka-nerka, bahwa alam bisa menghimpun kekuatannya untuk menarik kita ke
suatu tempat antah-berantah dan mempertemukan kita dengan seseorang. Seseorang
yang namanya tak pernah terdengar sebelumnya, seseorang yang wajahnya tak
pernah sekalipun muncul di dalam mimpi. Namun kemudian, orang itu akan menjadi
tokoh paling berpengaruh dalam hidup kita. Akan menjadi teman seperjuangan
dalam mendaki dan membuat penaklukan demi penaklukan.
Lalu pada akhirnya, tak ada lagi
yang dapat kita lakukan selain menghadirkan ribuan rasa syukur pada Yang Maha Mengatur.
Rasa syukur atas skenario paling ajaib yang telah Tuhan tuliskan. Rasa syukur
atas kejutan indah yang telah Tuhan rancang dengan sedemikian apik. Rasa syukur
atas jalan hidup yang dipilihkan Tuhan, yang tadinya kita anggap sebagai
musibah atau kutukan. Namun sungguh, pada akhirnya kita dibuat sadar bahwa Tuhan
tak pernah bekerja terburu-buru. Dia meletakkan kebahagiaan pada titik yang
paling tepat, pada waktu yang paling tepat. Dan betapa Tuhan benar-benar
mencintai kita dengan cara-Nya yang misterius.