Senja ini, ketika
matahari turun
Ke dalam jurang-jurangmu
Aku datang kembali
Ke dalam ribaanmu, dalam
sepimu
Dan dalam dinginmu
Walaupun setiap orang
berbicara
Tentang manfaat dan guna
Aku bicara padamu tentang
cinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam
keberadaanmu
Seperti kau terima daku
Aku cinta padamu,
Pangrango yang dingin dan sepi
Sungaimu adalah nyanyian
keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri
segala
Cintamu dan cintaku
adalah kebisuan semesta
Malam itu ketika dingin
dan kebisuan
Menyelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang
kehampaan semua
“hidup adalah soal
keberanian,
menghadapi yang tanda
tanya
tanpa kita bisa mengerti,
tanpa kita bisa menawar
terimalah, dan hadapilah”
dan antara ransel-ransel
kosong
dan api unggun yang membara
aku terima itu semua
melampaui batas-batas
hutanmu,
melampaui batas-batas
jurangmu
aku cinta padamu
Pangrango
karena aku cinta pada
keberanian hidup
***
Kangen sekali padamu, Soe
Hok Gie. Saya bahkan tak pernah bersua atau bertatap muka. Tapi saya kangen kehadiranmu
di tengah-tengah kami, di tengah-tengah bangsa Indonesia. Saya rindu akan
semangat dan idealisme yang berkobar-kobar semasa kau hidup. Seandainya kau
masih ada, bagaimana pendapatmu tentang Indonesia dewasa ini?
0 comments:
Post a Comment