RSS

Mutan bicara


Sometimes kalo baca postingan yang dulu-dulu suka bikin gw ngakak-ngakak geli. Gw emang gak pinter nulis sih, cuma sok-sok-an doank. Heran gw kok bisa gitu gw nulis yang kaya gini. Dan semenjak gw sama geng mucikari maen ke sarkem alias pasar kembang di Jogja, gw sama Mar’ie suka ngayal-ngayal gitu kalo kita bikin bisnis prostitusi. Hingga lahirlah tulisan nista gw tentang seorang germo.

Hmm.. kelak kalo gw udah kawin dan jadi emak-emak gaholl, gw bakal kasih tau ke anak-anak gw betapa seru dan indahnya masa-masa muda gw.

Gw: Nak, kamu buka deh web yang namanya elpipepy.blogspot.com.

Anak gw: apaan tuh mak?

Gw: udah deh, bacot mulu lu bedua (ceritanya anak gw ada dua gituh). Buka aja. Di situ ada cerita-cerita tentang masa muda mamak waktu jamannya mamak masih suka lari-larian sambil kedipin abang-abang roti bakar di kantin kampus.

Anak gw: oke deh mak *sambil ketikin alamat url-nya*


Beberapa saat kemudian..

 Gw: gimana, Cika? Ciko? (Ni anak-anak gw namanya udah kaya nama anjing aja dah).

Anak gw: mak, aku pengen punya masa muda yang seru seperti mamak. Aku bangga punya ibu kaya mamak..

Serta merta masuklah gw ke kamar mandi lalu menangis di bawah shower. Kisah tentang anak-beranak yang sangat mengharukan dan kemudian diliput oleh New York Times.

dodol lu!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bored


Hello world! Feels like something different? Sure thing. I just recently changed my blog template. I don’t know but I just feel I have to do that. Got it? Haha.. 

Another thing is, I plan to go back home because I’m bored with all this stuffs. I mean, I have nothing to do at Jakarta. So I decide to leave this lovely city for a month maybe. Never mind, I’ll be back. But I don’t know exactly when. Just wait and see ya.

*hugs*

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Wow aja dah judulnya

Ini, segelas teh dengan aroma khas yang kau suguhkan. Rasanya masih sama, sama manisnya seperti pertama kali kau menyambutku di Jogja pada pagi yang berkabut. Sembari menikmati nasi kucing dan teh panas di angkringan, kita meracau tak jelas tentang politik luar negeri, tentang pemilihan gubernur, tentang krisis global, tentang perekonomian China yang kemungkinan akan menjadikan negara itu sebagai the next superpower.

Ya, segelas teh mungkin tidak berarti apa-apa. Tapi tentu berbeda jika kusandingkan dengan sepiring singkong goreng. Membakar lidah! Satu-satunya jurusku untuk menahanmu lebih lama duduk bersisian denganku di beranda. Mendiskusikan apa saja hingga hari gelap.

Tentu kau masih ingat ketika kita membicarakan sabda Einstein mengenai ruang dan waktu yang tidak absolut. Bahwa alam semesta tidaklah statis, ia mengembang diakselerasi. Dan kita bergidik ketakutan dengan pikiran-pikiran aneh yang kita ciptakan sendiri. Kubilang kita itu terlalu bodoh. Tapi lucu. Sangat lucu. Iya kan?


Emm.. Kapan ada waktu lagi untuk kita bersua? Jogja dan Jakarta masih satu daratan, tapi entah begitu sulit untuk sekedar meluangan waktu. Tugas-tugas, pertandingan karate, pacar baru, persiapan KKN, itu yang kamu sebutkan di telpon. Aku mengerti, meski selalu ada sesuatu yang mengganjal di hati.  

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Petik

Aku takut mimpi meranum pada pucuk yang paling tinggi sementara aku sendiri tak punya daya untuk sekedar memetik.
Elvy

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

I'm a melancholic, what 'bout you, fellas?


Saya selalu beranggapan bahwa saya adalah tipikal orang melankolis -yang mana apabila mendengar alunan denting piano yang terblender bersama irama saxophone saja, jiwa saya bisa demikian tercabik-cabik.

Atau dengarkanlah definisi romantis yang saya ciptakan: gerimis di sore hari, segelas susu jahe panas, aroma tanah basah, musik jazz, buku.

Dua premis di atas saya kira cukuplah untuk meramu satu kesimpulan sahih bahwa saya adalah tipe melankolis. Nyahahaha.. (self justification).

Maka saya tiba-tiba menjadi begitu tertarik untuk menganalisa (atau menganalisis?) lebih jauh tentang diri sendiri.

Jadi begini, orang-orang pintar di luar sana –yang pastinya saya tidak termasuk- merumuskan ciri-ciri orang melankolis yaitu sebagai berikut.
 

Analitis, mendalam, dan penuh pertimbangan --> Ya, itu mesti.

Serius dan bertujuan, serta berorientasi kepada jadwal --> Kadang-kadang :P

Artistik, musikal dan kreatif --> Iya donk, saya suka mendekorasi, juga menulis lagu (apakah ini cukup disebut kreatif?)

Sensitif --> Enggak deh, gak terlalu maksudnya.

Mau mengorbankan diri untuk orang lain --> Iya deh, namanya juga mental relawan. Hihi.
Sedikit idealis --> banyak malah! 

Memiliki selera tinggi dan perfeksionis -->Banget! Terutama untuk urusan cowok dan fashion (?)

Senang perincian dan merinci sesuatu, tekun, serba tertib, dan teratur (rapi) --> masih dipertimbangkan

 Hemat --> Noooo.. yang ini enggak deh. Superboros. I can’t handle my money :(

Memandang suatu permasalahan dan mencari solusi pemecahan kreatif --> bisa jadi.

Jika sudah dimulai, harus dituntaskan --> pastinja donk! That’s called: responsibility!

Berteman dengan hati-hati --> absolutely. Tau deh kenapa. Makanya kadang orang ngejudge gue antisosial. Bukan gak mo gaul sih, tapi lebih ke super milih-milih. Pardon me :(

Merasa puas di belakang layar dan suka menghindar dari perhatian publik --> Iya sih.

Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi --> Well, I’m a good listener :)

Sangat memperhatikan keadaan orang lain --> yups! Merhatiinnya sampe detil banget. Gak tau ini baek ato buruk ya..


See? Begitulah sekelebat analisis dangkal tentang diri saya yang gak beken ini. Trus kalo kamu tipikal orang yang kaya gimana? Share donk.. Mending sharing kan daripada boring? *smiles*

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS