RSS

Bagaimana Bisa?


Seperti baru kemarin kita duduk berdua di ruang tunggu bandara. Menanti penerbangan Ambon-Ternate yang delay sejam sembari mengobrol hal-hal yang terlewat selepas tujuh tahun kita berpisah. Rasanya memang sungguh, seperti baru kemarin.. Entah mengapa Tuhan mempertemukan kita lewat jalan-Nya yang paling rahasia. Yang tak tertebak. Yang membuat saya percaya bahwa rencana-Nya terkadang sangat menggelikan bagi sebagian orang yang sudah begitu lama membentangkan jarak dengan masa lalu. Entah apa maksud-Nya. Barangkali, ya barangkali saja untuk membangkitkan kembali perasaan-perasaan yang dulu sempat saya padamkan.

Ada banyak hal yang berhamburan secara random memenuhi batok kepala. Banyak pertanyaan yang ingin saya lontarkan tapi kemudian menjadi urung. Mungkin sudah tak perlu lagi. Bibir saya cuma punya satu kata: Rindu. Benarlah kamu masih tetap sama. Sorot matamu masihlah yang dahulu. Yang hanya dengan menatap di kedalamannya, saya merasa berantakan. Tak kuasa menyembunyikan perasaan.

Maka kini bagaimana bisa kamu tak hadir dalam ingatan setiap kali saya memejam? Sedang hati saya berbisik bahwa ia masih bersedia membukakan pintu. Untukmu, yang ingin menawarkan hari baru bernama masa depan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Selamat Tahun Baru 2015


Satu tahun mampu mengubah begitu banyak hal. Dan terlebih, mengubah diri saya sendiri. Rasanya beberapa bulan yang lalu saya masihlah seorang pegawai magang dengan penghasilan pas-pasan. Datang ke kantor seenak udel, tidak ada perasaan terikat atau tuntutan untuk mengabdi dan mendedikasikan diri untuk pekerjaan. Dan di sini, di tempat asing ini, saya menemukan diri saya yang lain. Saya menyadari betapa waktu telah medewasakan saya, mengubah saya menjadi lebih matang dari umur saya yang seharusnya.

Terkadang saya memang protes, entah pada Tuhan atau siapa, bahwa seharusnya saat ini saya masih berkeliaran di luar sana menikmati hari-hari penuh kebebasan setelah lulus dari dunia perkuliahan. Berkumpul dengan sahabat, menikmati liburan dengan jalan-jalan dan belanja, melakukan hal-hal yang menjadi kesenangan saya. Tapi saya justru harus bertanggung jawab terhadap tumpukan pekerjaan yang menguras tenaga dan pikiran demi mendapatkan puluhan lembar uang bergambar dua orang proklamator. Pun akhirnya saya kini dibuat sadar, begitu susahnya mengatur manusia-manusia keras kepala dengan isi otak dan kehendak yang beragam.

Maka terminologi apa lagi yang paling pas untuk menggantikan kata rindu? Pada hari-hari ketika saya belum mengenal apa itu deadline dan apa alasan seorang pimpinan di kantor bisa bermuka dua. Saya rindu pada hari-hari muda ketika uang bukanlah sesuatu yang terlalu penting untuk saya kejar. Lalu keriaan di muka bumi ini hanyalah sekedar duduk di kamar bertukar cerita dengan beberapa orang kawan.

 
Happy New Year from Danau Ngade, Ternate, Maluku Utara

Anyway, Happy New Year 2015. Semoga saya bisa jadi pribadi yang lebih tabah, bijak dan kuat. 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS