RSS

Cara Kerja Tuhan


Kita tak pernah tahu dengan siapa kita akan bertemu lalu jatuh cinta. Pelan-pelan merasakan keriangan di hati ketika dua pasang mata kita tanpa sengaja saling menatap, lalu malu-malu melempar senyum satu sama lain. Kita tak pernah tahu di belahan bumi mana akan kita temukan seseorang yang seolah menggenapi kita. Yang membuat kita tak ingin beranjak lagi ke mana-mana. Sebab dia, adalah rumah tempat kita seharusnya berpulang. Adalah titik pemberhentian terakhir tatkala kita sudah begitu kelelahan berjuang dan mencari-cari.
Sungguh, akan ada hari di mana kita jengah berjibaku dengan hidup. Lalu di sana, ada sebuah pundak tempat kita menyandarkan lelah. Ada sepasang lengan kokoh yang siap menenggelamkan kita dalam pelukan paling hangat dan mendamaikan. Ada selengkung senyum yang membunyikan kalimat “Aku selalu ada untuk menemanimu berjuang”. Dan hanya dengan begitu saja, cukup dengan begitu saja, segalanya terasa lebih baik.
Benarlah kita tak dapat menerka-nerka, bahwa alam bisa menghimpun kekuatannya untuk menarik kita ke suatu tempat antah-berantah dan mempertemukan kita dengan seseorang. Seseorang yang namanya tak pernah terdengar sebelumnya, seseorang yang wajahnya tak pernah sekalipun muncul di dalam mimpi. Namun kemudian, orang itu akan menjadi tokoh paling berpengaruh dalam hidup kita. Akan menjadi teman seperjuangan dalam mendaki dan membuat penaklukan demi penaklukan.
Lalu pada akhirnya, tak ada lagi yang dapat kita lakukan selain menghadirkan ribuan rasa syukur pada Yang Maha Mengatur. Rasa syukur atas skenario paling ajaib yang telah Tuhan tuliskan. Rasa syukur atas kejutan indah yang telah Tuhan rancang dengan sedemikian apik. Rasa syukur atas jalan hidup yang dipilihkan Tuhan, yang tadinya kita anggap sebagai musibah atau kutukan. Namun sungguh, pada akhirnya kita dibuat sadar bahwa Tuhan tak pernah bekerja terburu-buru. Dia meletakkan kebahagiaan pada titik yang paling tepat, pada waktu yang paling tepat. Dan betapa Tuhan benar-benar mencintai kita dengan cara-Nya yang misterius.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

It's Always Been You, Dhyan..


Orang yang telah mengiringi perjalanan hidup saya selama belasan tahun, orang yang begitu setia menjadi teman nongkrong saya hingga larut malam, orang yang dengan sabar mendengar isak tangis saya di ujung telepon, orang yang tak pernah bosan menjadi tempat sampah dari segala curhatan najis, adalah orang yang sebentar lagi akan memulai kehidupan barunya. Kehidupan yang bisa jadi tidak ada lagi saya di dalamnya. Tak ada lagi deraian tawa sampai dini hari pukul dua, tak ada lagi janji-janji untuk duduk bersama di pelabuhan lalu mengobrolkan hal-hal bodoh secara random. Barangkali semua takkan ada lagi. Seharusnya saya bisa secara dewasa menyikapi hal ini. Sebab kita, cepat atau lambat, akan sampai pada fase di mana waktu-waktu bermain dengan para sahabat bukan lagi jadi keharusan. Sudah ada seseorang di belakang kita yang butuh dinomorsatukan, yang harus jadi prioritas. Maka maafkan jika saya bersikap childish. Sungguh tak mudah untuk merasakan sedih dan bahagia di waktu yang bersamaan. Sedih karena takut kehilangan waktu-waktu berharga yang sudah terbiasa kita bagi, tapi bahagia karena tahu sahabat terbaik saya telah menemukan sebelah hati yang selama ini ia cari. Betapa jauh di dalam hati saya merasa, kita masihlah remaja bloon yang sibuk mencari contekan PR fisika. Kita masihlah remaja telat puber yang doyan bermain kejar-kejaran di halaman belakang sekolah. Kita masihlah penggila lagu westlife sekaligus penggalau puisi-puisi mellow. Mana pernah terpikirkan salah satu dari kita akan sampai di titik ini, titik di mana kita berhenti membercandai hidup, lalu menyeriuskan hal-hal bernama komitmen, percintaan dan kesetiaan. Terlalu banyak perasaan tak mengenakkan yang ingin saya tumpahkan, tapi semua menjadi tak penting lagi ketika tahu kamu akan menjadi orang yang paling bahagia di planet ini. Saya bahagia untuk kamu, darling. Selamat merayakan cinta..


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS