Orang yang telah mengiringi
perjalanan hidup saya selama belasan tahun, orang yang begitu setia menjadi
teman nongkrong saya hingga larut malam, orang yang dengan sabar mendengar isak
tangis saya di ujung telepon, orang yang tak pernah bosan menjadi tempat sampah
dari segala curhatan najis, adalah orang yang sebentar lagi akan memulai
kehidupan barunya. Kehidupan yang bisa jadi tidak ada lagi saya di dalamnya.
Tak ada lagi deraian tawa sampai dini hari pukul dua, tak ada lagi janji-janji
untuk duduk bersama di pelabuhan lalu mengobrolkan hal-hal bodoh secara random.
Barangkali semua takkan ada lagi. Seharusnya saya bisa secara dewasa menyikapi
hal ini. Sebab kita, cepat atau lambat, akan sampai pada fase di mana
waktu-waktu bermain dengan para sahabat bukan lagi jadi keharusan. Sudah ada
seseorang di belakang kita yang butuh dinomorsatukan, yang harus jadi
prioritas. Maka maafkan jika saya bersikap childish. Sungguh tak mudah untuk
merasakan sedih dan bahagia di waktu yang bersamaan. Sedih karena takut kehilangan
waktu-waktu berharga yang sudah terbiasa kita bagi, tapi bahagia karena tahu
sahabat terbaik saya telah menemukan sebelah hati yang selama ini ia cari. Betapa
jauh di dalam hati saya merasa, kita masihlah remaja bloon yang sibuk mencari
contekan PR fisika. Kita masihlah remaja telat puber yang doyan bermain
kejar-kejaran di halaman belakang sekolah. Kita masihlah penggila lagu westlife
sekaligus penggalau puisi-puisi mellow. Mana pernah terpikirkan salah satu dari
kita akan sampai di titik ini, titik di mana kita berhenti membercandai hidup,
lalu menyeriuskan hal-hal bernama komitmen, percintaan dan kesetiaan. Terlalu
banyak perasaan tak mengenakkan yang ingin saya tumpahkan, tapi semua menjadi
tak penting lagi ketika tahu kamu akan menjadi orang yang paling bahagia di
planet ini. Saya bahagia untuk kamu, darling. Selamat merayakan cinta..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment