Pada senja ini, diantara deburan
ombak dan matahari yang hampir tenggelam, aku mengingatmu. Tak mudah sungguh,
untuk berpura-pura lupa bahwa kamu pernah menjadi seseorang yang begitu aku
inginkan untuk mendiami tempat mewah yang orang-orang sebut dengan masa depan.
Untuk menyingkirkan bayanganmu dari pikiran lalu bersikap seolah semua baik
saja, seolah aku tetap riang gembira menjalani hidup seperti sebelum aku
mengenal kamu. Aku tak pandai menyembunyikan kesedihan. Pun tak cukup hebat
jika harus berdamai dengan luka hati.
Bagaimana bisa aku lupa? Pada
suara tawamu di ujung telpon, pada kejutan ringan yang kamu beri tanpa mengenal
hari, pada genggam hangat jemarimu, pada tatap matamu yang selalu
mengisyaratkan rasa sayang tak berbatas. Kini, yang tersisa hanyalah sejumput
ingatan manis tentang kamu, beserta rasa perih yang mencekik tenggorokan. Perih
yang ingin kuterbangkan bersama angin laut petang ini.
0 comments:
Post a Comment