Aku merindukanmu sebanyak ribuan hari2 indah di belakang
yang kita lewati dengan tawa. Tapi kau tahu? rindu tak selalu berarti ingin
kembali. Aku hanya ingin mengenangmu sebanyak yang aku mampu. Hingga nanti akan
datang hari dimana kamu hanyalah satu noktah hitam dalam gelap yang tak lagi
terlihat.
Aku menghargaimu sebanyak ribuan
hal-hal baik yang sudah kamu beri atau bahkan kamu korbankan. Aku
menghitungnya, tapi tak kuasa untuk dapat membalasnya satu persatu. Aku menyayangimu dengan sangat, hingga barangkali
aku telah dengan pasrah dibuat buta olehnya. Sungguh dalam marahku, dalam
kesalku, dalam diamku, aku tetaplah cinta. Sebab kamu dan semua yang ada dalam
dirimu membuat amarahku padam. Kamu begitu pandai membuatku rindu, entah pada
apa.
Maafkan aku yang tak mampu
menunaikan janji untuk selalu bersama. Untuk dapat hidup berdampingan dan
menciptakan kebodohan-kebodohan baru untuk kita tertawakan bersama. Maafkan
karena kita tak lagi dapat saling menjaga, saling mencemaskan satu sama lain.
Aku tetap mensyukuri pertemuan kita dahulu: menyeberangi kali, memasak indomie,
bermain di air terjun, lalu dilanjutkan dengan bertukar nomor handphone. Aku
bahagia mengenal orang sebaik kamu. Orang yang mau bersusah-susah hanya untuk
bisa melihat aku tertawa.
Tuhan sepertinya tidak
memperkenankan kita untuk berjodoh. Tapi tak apa-apa bukan? Seorang wanita
cantik dan baik hati sedang dipersiapkan untukmu. AKu percaya itu..
0 comments:
Post a Comment