Saya mengerti betul bahwa dalam hidup, akan selalu ada orang
yang datang dan pergi. Tapi menjadi sulit untuk bersikap bijak jika kita yang
mengalami sendiri perpisahan itu.
Belakangan, orang-orang yang saya anggap asik dan
menyenangkan dalam bergaul maupun bekerja bareng, nyatanya harus pergi. Ada yang
memang harus pergi karena keinginannya, ada yang harus pergi karena dipaksa
oleh sistem. Ya memang seperti itu sih birokrasi. Bakal selalu ada rotasi dan
mutasi. Tapi suuliiiiiiit sekali untuk berbesar hati menerima rasa kehilangan terhadap
teman yang sudah kita sayang.
Saya ingat dulu ketika harus pindah sekolah ke Ternate dan
berpisah dengan para sahabat. Saya ingat ketika lulus kuliah dan harus
meninggalkan Jakarta dan orang-orang yang sudah menemani hidup saya selama 5
tahun di sana. Saya ingat ketika pindah dari Tual ke Ambon dan meninggalkan
teman-teman yang sudah saya anggap seperti keluarga sendiri. Selalu saja
menyesakkan. Selalu meninggalkan lubang yang menganga di hati.
Dulu, saya selalu pergi dan meninggalkan. Sekarang, saya
yang malah ditinggalkan.
Seandainya Tuhan ngasih kita pilihan ya untuk memasukkan
orang-orang yang menyenangkan ke dalam circle
hidup kita lalu membuang orang-orang toxic
dan menyebalkan. Hihihihi.. Tapi kalo seperti itu, bagaimana kita bisa belajar
bersabar dan naik level?
0 comments:
Post a Comment