RSS

the universe

Tahu film petualangan sherina kan? Yapp! film yang saya tonton saat SD itu telah membuat saya jatuh cinta setengah mati sama dunia astronomi. Dimulai saat sherina dan saddam tersesat di Bosscha dan melihat bintang dengan teropong segede dosa, lalu hati saya pun meleleh. Saya telah terjatuh dan mencinta pada benda-benda luar angkasa itu. Saya benar-benar menggila dan memutuskan sebuah cita-cita terbesar saya: menjadi astronot. Naif sekali, pemirsa.

Berbilang tahun telah berlalu sejak nabi Musa membelah laut merah, sejak bangsa Inca dengan peradabannya yang modern lenyap akibat pendudukan bangsa Spanyol, bertahun pula telah berlalu dari saat-saat saya berkhayal ke luar angkasa. Segala ciptaan Tuhan memang mengagumkan. Semakin saya memikirkannya, semakin tak sampai logika saya ke sana. Dan saya hanya bisa tiba pada suatu kesimpulan bahwa Allah SWT memang Maha Sempurna. Allah membuat segalanya dengan tanpa cela. Jarak bumi ke matahari, jarak bumi dengan planet-planet lainnya, planet-planet yang selalu berada di jalurnya masing-masing, cahaya matahari yang sangat pas saat sampai ke bumi untuk membuat manusia tidak hangus terbakar ataupun membeku kedinginan, komposisi atmosfer bumi seperti oksigen, nitrogen, argon, karbondioksida dan uap air yang cukup untuk membuat manusia, hewan dan tumbuhan bertahan hidup, gravitasi bumi dan bulan yang pas sehingga bulan tidak akan bertabrakan atau jatuh ke bumi, gravitasi matahari terhadap bumi. Semuanya seimbang.   Tidak dapat saya bayangkan jika gravitasi bumi kurang dari yang seharusnya.. kita akan berjalan di udara, kaki tidak akan pernah bisa menyentuh lantai, kita akan melayang-layang dan mungkin saja bertabrakan dengan benda-benda lainnya di sekitar kita. Tentu saja ini mengerikan. Dan bagaimana Allah menghitung semua itu dengan sangat teliti menunjukkan kepada saya kearifan dan ilmu-Nya yang tak terhingga. Maha suci Allah, Rabb saya, Rabb alam semesta.

Saya kagum pada langit yang padanya Tuhan sisipkan bermacam-macam ilmu pengetahuan. Lihatlah bagaimana di jaman dulu orang-orang berlayar dengan menggunakan langit sebagai pedoman navigasi. Colombus tentulah satu diantara mereka yang menggunakan langit sebagai penentu arah sehingga menemukan benua Amerika. Para petani juga membaca langit dalam menentukan saat yang tepat untuk panen dan bercocok tanam. Nelayan membaca langit dan tanda-tanda alam untuk mengetahui banyak tidaknya jumlah ikan yang nantinya bisa mereka kumpulkan. Dan tentu saja langit punya jawaban untuk menentukan penanggalan satu ramadhan, satu syawal, dan sebagainya. Saat-saat yang saya nantikan untuk berpuasa, untuk berlebaran, untuk bersalam-salaman, memakai baju terbaik saya dan mengumpulkan banyak angpao dari para kerabat *cmiww*

Maka tidak ada alasan bagi saya untuk tidak jatuh cinta dengan astronomi. Astronomi itu keren. Semakin saya mempelajarinya, semakin saya dipaksa untuk jatuh cinta dan jatuh cinta lagi. Semakin saya mengulik tentangnya, saya semakin merasa kecil sekecil-kecilnya di mata Tuhan. Saya melihat diri saya dari titik di mana saya berada kini. Dari kamar kos sempit saya, lalu melihat jakarta, lalu melihat Indonesia, melihat benua Asia, melihat sebuah bumi yang utuh, lalu terbang lebih tinggi ke tatanan orbit bumi dan planet-planet lainnya yang mengitari matahari. Lalu terbang lagi untuk melihat galaksi kita, bimasakti. Lalu semakin jauh terbang melihat milyaran bintang-bintang lainnya yang serupa dengan matahari di galaksi-galaksi yang berdekatan dengan bimasakti, begitu seterusnya. Semuanya saling mengitari. Yang kecil mengitari yang besar, yang besar mengitari yang lebih besar, dan segalanya yang lebih besar dan lebih besar itu saya yakini tunduk dan mengelilingi sesuatu yang berada di inti dari seluruh tatanan jagad raya yang luas ini, yakni yang Maha besar, yakni Sang Pencipta. Sensasi ini, sensasi merasa sekecil-kecilnya makhluk di mata Tuhan ini adalah sensasi yang teramat saya sukai. Maka saya selalu merinding mempelajari astronomi, memahami kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi apabila semua sistem di jagad raya ini tidak terkendali oleh kekuatan-Nya.

Maha suci Allah, Maha sempurna Allah, Maha kaya Allah dengan ilmu-Nya yang tak sampai akal manusia ke sana. Dan yang bisa saya lakukan hanyalah mengimani sepenuhnya akan kebesaran-Nya. Berusaha menjaga alam, menjaga kesetimbangan di dalamnya, menjadi sebaik-baiknya makhluk, mengenal Tuhan dengan cara yang saya yakini.

Subhanallah sekali.

Maka mohon maaf karena tulisan ini hanya akibat dari kesotoyan saya. Tapi saya cinta astronomi. Lebih dari rasa cinta saya kepada eskrim buavita rasa anggur.

Sekian dan terima duit *krik krik*

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment