RSS

Perempuan bermata teduh

Jangan kira aku tak tahu. Delapan tahun yang lalu kau memperhatikanku dari balik jendela, mengamati lekat-lekat aku yang sedang tertawa penuh sukacita, menindas siswa baru yang sedang dalam masa orientasi. Ah, kukira waktu itu namamu Kaisar. Ternyata Kaizar. Iseng sekali orangtuamu menyematkan nama seaneh itu pada orang setampan dirimu.

Kai.. hidup terlalu berharga untuk kau habiskan menunggu seseorang yang tak pernah memberimu kepastian.. kenapa kau tak melangkah maju saja dan mengukir skenariomu sendiri? Terlalu banyak cinta yang telah kau tepis hanya untuk menjaga sebuah ruang paling suci di hatimu. Ruang yang sejujurnya hanya ingin kau berikan pada seorang gadis yang kau sebut bermata teduh itu. Huh!! Kataku kamu gila!! 

Kai.. aku selalu ingat saat-saat pulang sekolah bersamamu. Aku akan berbelok ke kiri, dan kau mengambil arah yang kanan. Aku ingat saat kutanyakan padamu tentang cita-cita lalu kau jawab dengan satu gelengan pelan. Kuceritakan tentang mimpiku untuk jadi jurnalis. Untuk berkeliling Indonesia. Untuk mengambil gelar master di negeri kincir angin. Lalu kau tersenyum kecil.
 mimpiku adalah menemanimu mewujudkan mimpimu.
 katamu waktu itu sembari menepuk bahuku, melepas senyum, menaikkan sebelah alismu. Lalu demi mimpi itu kita terburu-buru menyalin catatan Bahasa Indonesia di ruang tamu rumahku, sibuk dengan pikiran kita masing-masing.

Kai.. dulu aku benci mengapa kau tak pernah jenuh berganti-ganti pacar. Dan kenapa perempuan-perempuan cantik itu selalu pasrah berkata “ya” saat kau merayunya dengan kata-kata basi bertemakan I love you. Sebagai lelaki kau teramat jahat, tapi entah kenapa sebagai sahabat kau termasuk satu yang paling baik dan setia. Kamu memang selalu menjadi paradoks..

Kai.. terlepas dari alis tebalmu yang kuakui menarik, gigi-gigimu yang berderet rapi dan terbingkai indah saat kau tersenyum, dua lesung pipi yang kau wariskan dari papamu, hidungmu yang kurus mancung, tatapanmu yang tajam namun terkadang jenaka, lenganmu yang kokoh karena kau seorang karateka, atau apapun unsur dalam dirimu yang nyaris sempurna, sejujurnya tidaklah semua wanita menyukaimu dari segi itu. karena semua yang ada dalam hatimu justru lebih menakjubkan dari apa yang tampak dari luar. Kamu dan gayamu yang konyol, lelucon-leluconmu, sikapmu yang ingin selalu melindungi tanpa berlebihan, perhatianmu, kesetiakawananmu, kerelaanmu untuk berkorban, caramu berbicara.. Kau sangat pandai membuat orang lain merasa nyaman di dekatmu.

Kai.. untuk semua alasan itulah aku menyayangimu. Aku menyayangimu yang selalu datang terburu-buru saat kubilang “emergency”. Aku menyayangimu yang selalu membantuku membuka bungkus lolipop saat aku kesulitan membukanya. Aku menyayangimu saat kau membantu memompa ban sepedaku, menghapus airmataku ketika aku disakiti, meminjamkan aku stapler, mencuci jambu yang kita curi, menempelkan plester ke kakiku, membelikan aku ketupat, menyampul koleksi buku-bukuku supaya rapi, memboncengku dengan sepeda, memukulku dengan ranting kayu saat kita bertengkar, menangkap ikan-ikan kecil untukku, menjitak kepalaku ketika aku berkata hal-hal bodoh, memarahiku saat aku putus asa.. Aku tidak tahu mengapa semua detail-detail itu tersimpan rapi di kepalaku.. yang aku tahu hanyalah bahwa aku menyayangimu.

Kai.. maaf jika rasa sayang ini tak pernah bisa kuubah sedikit saja menjadi cinta. Untuk menerimamu, untuk memasuki hatimu yang sudah kau persiapkan sejak lama untuk kutempati. Tidak seperti hatimu yang selalu kau biarkan kosong, hatiku justru telah terisi oleh satu nama. Dan seluruh rasa cintaku tumpah ruah di dalam sana untuknya. Tak ada spasi untukmu. Maka maafkan jika aku menjadi jahat. Jika aku secara terang-terangan menyakitimu. Sama sekali tak ada maksud untuk itu, Kai.. kumohon berhentilah mengharapkan pemilik mata teduh yang kau sebut itu. aku tak bisa memberimu kepastian. Melangkahlah maju. Kita masih bisa tetap seperti ini bukan? Tetap menggenggam erat dalam lingkar persahabatan. Tetap menyayangimu sebagai kawan terbaik, tetap menyayangiku sebagai teman sejati. Dan tak ada yang perlu kau ubah. Tidak juga hatimu. Karena hati dan rasa cinta adalah hak asasi, bukan?

Kau bebas mencintai siapa saja yang kau kehendaki, termasuk aku. Tapi kumohon berhentilah untuk menunggu. Kau berhak atas cinta yang lebih baik dari sekedar cinta kepada sahabatmu sendiri. Hmmm.. dan terimakasih telah mencintaiku selama satu windu ini..



Aku, sahabatmu,
Perempuan yang kau sebut bermata teduh 



PS: cerita ini hanya fiktif belaka :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 comments:

RIE said...

hidup terlalu berharga untuk kau habiskan menunggu seseorang yang tak pernah memberimu kepastian......(dia melakukan semua itu psti dgn alasan yg hnya dia dan gadis itu yg tau)!!!!!!!!!!!!!

Elvira Kiat said...

hihihi.. kau ini bang -.-

Post a Comment