RSS

Hujan, Hujan!

saya mulai jenuh mengerjakan tugas kuliah, mari rehat sejenak karena saya ingin menulis. menulis apa? menulis tentang hujan. kenapa pula harus tentang hujan? karena malam ini hujan, dan cuma hujan yang terlintas di kepala saya :p

sesuatu yang sudah tidak asing lagi dari keseharian saya, berpindah dari 1 bus transJkt ke bus transJkt lainnya, dari warna yang ini ke warna yang itu, dari shelter yang sana ke shelter yang sini. yah, singkatnya saya sudah sangat akrab dengan kendaraan ini. ada sensasi aneh yang saya pikir bakal saya rindukan suatu saat nanti, untuk bus jurusan tertentu yang saya tunggui bermenit-menit lamanya, untuk berebutan tempat duduk dengan penumpang lain, untuk hati-hati dalam melangkah saat keluar dari bus, untuk memberi tempat duduk kepada ibu-ibu tua maupun ibu-ibu yang membawa bayi, untuk berdesak-desakan dalam bus ketika sudah tidak ada lagi tempat duduk yang tersisa, untuk lengan kokoh seorang pria penyayang yang selalu disodorkan kepada saya untuk menjadi pegangan ketika saya tidak bisa menjaga keseimbangan saat bus mengerem. begitulah, bus transJkt selalu punya romantika tersendiri, tidak terkecuali saat seseorang menyatakan perasaan sukanya kepada saya di dalam bus TrasJkt ini pula (ah, nostalgia deh).

sama halnya dengan romantika di bus, maka hujan pun punya romantika tersendiri, sensasi yang selalu membuat saya merasa hati saya dipenuhi kehangatan berlimpah-limpah. seperti yang dalam ajaran agama saya bilang, hujan itu berkah, berkah dari langit, karunia Tuhan. maka inilah yang terjadi sepanjang perjalanan pulang saya dari Atrium, berdiri dalam bus dan memandangi hujan yang menghantam badan jalan. saya cinta pada cara titik-titik air hujan yang jatuh ke bumi, saya cinta pada irama hujan yang seperti nyanyian dewa langit, saya cinta pada bau hujan yang khas, yang tak pernah berubah belasan tahun sejak saya lahir.

sudah sejak lama saya mencintai kegiatan seperti ini: memandangi hujan. sejak masa saya masih SD dulu setiap kali hujan turun, saya akan duduk manis di bawah jendela ruang tamu yang menghadap langsung ke jalan raya, melihat pohon-pohon yang basah kuyup seperti diserang tentara-tentara hujan dari langit, melihat anak-anak berlarian mengumbar tawa menikmati curahan air dingin dari atas sana, karena semakin deras air yang ditumpahkan, maka semakin giranglah mereka. saya pun sesekali menikmati hal serupa, menikmati sensasi mandi hujan bersama beberapa teman sebaya saat masih kanak-kanak. berlarian dan tertawa-tawa seperti orang sakit gila. tapi saya tidak peduli. perasaan senang yang saya peroleh sulit digambarkan, bahkan sekalipun saya harus dimarahi orang tua, itu tidak seberapa dengan kebahagiaan yang ditawarkan oleh hujan. menyenangkan!

maka malam ini, hujan seperti sengaja datang pada saya dalam wujud lorong waktu. ia seperti tengah memutar video klasik dimana saya yang jadi aktris utamanya. saya melihat diri saya bersama sang hujan dalam latar yang berbeda-beda. kenangan ketika di suatu sore sepulang latihan Porkab saya dihampiri oleh seorang yang *sensor*, kenangan ketika saya dan teman-teman nekat menerobos hujan sepulang les dan bermain bola di jalanan, kenangan ketika seorang kakak kelas (yang naksir saya dan berkali-kali saya tolak) menyanyikan lagu "haruskah kumati karenamu" dari balkon lantai dua ketika saya lewat memakai payung di tengah lapangan, kenangan ketika di suatu malam motor saya mogok dan saya basah kuyup diguyur hujan, kenangan saat pulang bernyanyi dari rumah guru kesenian saya, kenangan akan kebersamaan dengan kawan-kawan yang setia..

banyak yang disuguhkan hujan kepada saya dan tak pernah bisa saya tolak. dalam keadaan seperti apapun, entah gerimis, entah hujan deras, entah hujan angin, entah hujan disertai petir sambar menyambar, saya percaya selama matahari masih ada maka hujan akan mendatangkan pelangi selepas kepergiannya. ya, khusus untuk saya..

jadi apa yang perlu saya takuti? Tuhan itu Maha Baik. hujan, matahari, pelangi, siang, malam, gelap, terang, semuanya saling melengkapi, semuanya datang silih berganti, semuanya membuat rasa syukur saya tidak pernah terhenti. demikian halnya dalam hidup, susah senang, sedih bahagia, itu manusiawi. saya tidak ingin menggerutu terhadap apapun (semoga), saya ingin mencintai hidup saya, mencintai dengan setulus-tulusnya karena itu yang sudah Tuhan berikan kepada saya. mutlak harus saya hargai :)

Aku selalu bahagia saat hujan turun karena aku dapat mengenangmu untukku sendiri..

lalalalala, elviramelantikiat lagi ngelantur :p

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment